Kegiatan Validasi Data Kartu Jakarta Pintar SD Negeri Cengakreng 11 pagi dalam Penerapan Mata Kuliah Character Building bersama Teach For Indonesia


I. Bagian Awal
Kelas : LE53-LEC
Kode/Nama Dosen : D3371-Murty Magna Pane
Waktu : Senin, 26 Oktober 2015
Pukul : 07.00-11.00
Lokasi : SD Negeri Cengkareng 11 Pagi
TIM yang hadir :
Ketua : Pricilia Verdina 1701290021
PIC : Bpk. Sain
Anggota :
1. Monica 1701294070
2. Carla Kusuma Hadi 1701290255
3. Vinna 1701290596
4. Sisca 1701301050
5. Rizky Amanda 1701334912
6. Samuel Willyus 1701294303
7. Lidya Claudia 1701304046
TIM yang tidak hadir: TIDAK ADA
Berikut Foto dari anggota kelompok kami!
Foto bersama Anggota Kelompok
II. ISI
A. Teori
Pertama-tama kami mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa karena berkat Rahmat dan Jalannya kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan
lancar tanpa kendala apapun. Kami sebagai Binusian 2017 sangat bersyukur dapat
menyelesaikan tugas yang telah diberikan oleh Teach For Indonesia dan
berkesempatan dapat membantu Pemerintah Provinsi DKI Jakarta (PEMPROV DKI
JAKARTA) dalam memvalidasi Data Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan Data 8355. Kami
juga ingin berterimakasih kepada pihak dari PEMPROV DKI JAKARTA, Pihak dari
Teach For Indonesia, Dosen CB Profesional Developmet kami yaitu, Ibu Murty
Magna Pane, dan Pihak dari sekolah SD Negeri Cengkareng 11 Pagi yaitu ; Bpk. Sain selaku
Kepala Sekolah SD Negeri Cengkareng 11 Pagi dan para guru yang membantu kami
dalam menyelesaikan tugas yang telah diberikan.
Sebelum kami membahas tentang teori yang berkaitan dengan
pelajaran CB Profesional Development kami ingin membahas sedikit tentang
pentingnya Kartu Jakarta Pintar terhadap Siswa dan Siswi yang bersekolah di
Jakarta. Menurut pendapat mereka, Kartu Jakarta Pintar (KJP) sangat membantu
dalam membangun jakarta menjadi lebih baik. Selain itu, KJP juga sangat
membantu Siswa dan Siswi yang merasa kurang mampu dalam perekonomian mereka
karena dengan adanya KJP para siswa dan siswi dapat membeli kebutuhan sekolah
mereka dan dapat membayar biaya sekolah mereka. Mereka optimis bahwa jakarta
akan menjadi lebih baik dengan adanya KJP dan dapat membantu mengurangi angka
pengangguran dijakarta dimasa kini maupun dimasa yang akan mendatang. Selain
itu, mereka berharap tingkat pendidikan di Jakarta dan di Indonesia dapat
meningkat dan KJP kedepannya dapat berjalan sehingga dapat membantu para siswa
dan Siswi menyelesaikan pendidikan sekolah mereka dengan sebaik-baiknya.
Dalam menjalankan kegiatan ini banyak pembelajaran dalam
Character Building Profesional Development yang kami dapatkan, seperti
Teori-Teori Etika. Dalam teori- teori etika, kita dapat membedakan antara
masalah etis dan masalah yang tidak ada hubungannya dengan masalah etis.
Berikut Teori-Teori Etika :
1. UTILITARIANISME : suatu perbuatan dapat dikategorikan
baik secara etis, bila perbuatan tersebut membawa manfaat. Manfaat disini
berbicara mengenai kesenangan atau kebahagiaan bagi orang banyak.
2. DUTY-BASED ETHICS : teori etika ini dikembangkan oleh
Emanuel Kant. Suatu perbuatan diakui sebagai perbuatan baik karena perbuatan
tesebut diwajibka untuk dilakukan, dan perbuatan yang lainnya dilarang. Ini
berarti bahwa yang menjadi dasar baik buruknya suatu perbuatan adalah
kewajiban. Kewajiban merupakan satu-satunya prinsip yang mengkategorikan suatu
perbuatan sebagai perbuatan yang baik.
3. RIGHT-BASED ETHICS : teori ni paling banyak dipakai untuk
mengevaluasi baik buruknya suatu perbuatan atau perilaku. Teori ini berfokus
pada hak-hak yang dimiliki oleh seseorang, karena itu teori ini sangat cocok
dipakai pada sebuah negara yang menganut paham demokratis.
4. TEORI KEUTAMAAN : pendekatan etika berdasarkan teori
keutamaan lebih menyoroti manusia sebagai pribadi yang utuh, manusia sebagai
perilaku moral. Teori ini memperlihatkan sikap/akhlak seseorang. Ada empat
keutamaan dalam teori ini yaitu adalah kejujuran, fairness, kepercayaan, dan
keuletan.
Adapun prinsip-prinsip etika profesi yang kami dapatkan
dalam kegiatan Validasi Data Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan data 8355, yaitu:
1. Prinsip
Tanggung Jawab : Tanggung
jawab mengandung 3 makna sekaligus yakni: dapat membedakan yang baik dan yang
buruk, dapat memilih apa yang diketahuinya baik atau menolak apa
yangdiketahuinya buruk dan mau menerima risiko atas pilihannya.
2. Hormat
Terhadap Hak Orang Lain : Prinsip
ini tak lain adalah tuntutan keadilan. Keadilan menuntut agar kita
memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi haknya
3. Prinsip
Otonomi : Prinsip
otonomi adalah prinsip yang menegaskan tentang independinsi seorang profesional
dalam menjalakan profesinya. Bahwa seorang profesional harus bebas dalam
menjalankan profesinya.
4. Prinsip
Integeritas : Prinsip ini
merupakan tuntutan kaum profesional atas dirinya sendiri bahwa dalam
menjalankan profesinya ia tidak akan sampai merusak nama baiknya serta citra
dan martabat profesinya.
Kartu Jakarta
Pintar (KJP) adalah program strategis untuk memberikan akses
bagi warga DKI Jakarta dari kalangan masyarakat tidak mampu untuk mengenyam
pendidikan minimal sampai dengan tamat SMA/SMK dengan dibiayai penuh dari dana
APBD Provinsi DKI Jakarta. Manfaat dan dampak positif yang diharapkan dari
siswa penerima KJP, antara lain :
1. Seluruh
warga DKI Jakarta menamatkan pendidikan minimal sampai dengan jenjang SMA/SMK
2. Mutu
pendidikan di Provinsi DKI Jakarta meningkat secara signifikan
3. Peningkatan
pencapaian target Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan dasar dan menengah
Siswa miskin
adalah peserta didik pada jenjang satuan pendidikan sekolah dasar sampai dengan
menengah yang secara personal dinyatakan tidak mampu baik secara materi maupun
penghasilan orang tuanya yang tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan dasar
pendidikan. Kebutuhan dasar pendidikan yang dimaksud mencakup : seragam,
sepatu, dan tas sekolah, biaya transportasi, makanan serta biaya
ekstrakurikuler. Berdasarkan pengertian tersebut, maka untuk kepentingan
pemenuhan kriteria program pemberian BPSM bagi peserta didik SD/SDLB/MI,
SMP/SMPLB/MTs, SMA/SMALB/SMK/SMKLB/MA melalui Kartu Jakarta Pintar Tahun
Anggaran 2015 sebagai berikut:
· Tidak
merokok dan atau mengkonsumsi narkoba
· Orang
tua tidak memiliki penghasilan yang memadai
· Menggunakan
angkutan umum
· Daya
beli untuk sepatu dan pakaian seragam sekolah/pribadi rendah
· Daya
beli untuk buku, tas, dan alat tulis rendah
· Daya
beli untuk konsumsi makan/jajan rendah
· Daya
pemanfaatan internet rendah
· Tidak
dapat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang berpotensi mengeluarkan biaya.
B.
Persiapan dan Pelaksanaan
1. Menyiapkan Surat Pengantar kepada
pihak sekolah untuk melakukan pendataan dan validasi data KJP
2. Menyiapkan lalu membagikan lembar
kuesioner kepada para siswa dan siswi yang mendapatkan KJP
3. Mempersiapkan data-data yang
diperlukan seperti data validasi yang telah disiapkan dari PEMPROV DKI JAKARTA
dan data 8355 dari sekolah
4. Membagi tugas kepada masing-masing
anggota kelompok kami ; ada sebagian dari kami menyesuaikan data validasi
dengan data 8355 dan sebagian dari kami menyesuaikan data kuesioner dengan data
penerima KJP
5. Memberikan lembar/form evaluasi
kelompok kami kepada kepala sekolah
6. Berfoto untuk melakukan dokumentansi
B.
Deskripsi Pelaksanaan
Kali ini, kami ingin menceritakan hal yang lebih menarik
dari postingan kami yang sebelumnya, kami mengunjungi SD Negeri Cengkareng 11
Pagi, seperti biasa sebelumnya kami berkumpul di meeting point. Kebetulan salah
satu anggota tim kami tinggal dekat dengan lokasi sekolah ini. Maka, tentunya
rumahnya menjadi meeting point kami.
Kami berkumpul di meeting point jam 07.00 pagi. Kali ini,
estimasi kami kegiatan kali ini bisa lebih lama dari kegiatan kami di SMP
Negeri 166, karena kami harus mewawancari anak sekolah dasar, dimana terkadang
kami membutuhkan waktu yang lebih lama karena anak sekolah dasar masih belum
banyak mengerti. Setelah semua kelompok berkumpul, tentunya kami mengadakan
rapat sebelum kerja, pembagian jobdesk dan lembar kerja juga dilakukan dalam
rapat sebelum kerja. Lalu, kami berangkat bersama dalam satu kendaraan ke
sekolah tersebut.
Sesampainya di SD Negeri Cengkareng 11 Pagi, kami bertemu
dengan satpam sekolah, dan meminta ijin untuk menemui kepala sekolah dengan
maksud dan tujuan kami, namun ada hal yang membuat kami kaget, bahwa satpam
tersebut mengaku sebelumnya sudah pernah didatangi oleh mahasiswa Binus dalam
hal Kartu Jakarta Pintar dan 8355.
Hal tersebut sempat membuat rekan-rekan tim terlihat
kuatir, dan juga cemas. Kami takut tugas kami tidak bisa terlaksana pada hari
itu. Namun, dengan alasan kami ingin tau informasi lebih detail tentang
pendatang pertama, maka kami diijinkan masuk dan bertemu kepala sekolah untuk
tindak lanjut.
Kami sempat menunggu beberapa saat dengan cemas, karena
kepala sekolah sedang menggantikan guru yang tidak masuk, untuk mengajar.
Ketika sudah bertemu kepala sekolah, yakni Bapak Sain, S.Pd, beliau
mempersilahkan kami untuk masuk ke dalam ruangannya. Sekilas, beliau terlihat
bingung dan tidak mengerti kenapa kami datang, karena menurut beliau sekolahnya
sudah terlibat hal validasi KJP dan 8355.
Lalu, kami menjelaskan maksud kami kembali, dan meminta
data dari pendatang sebelumnya, namun sayangnya pihak sekolah tidak mempunyai
buku tamu, sehingga tidak bisa terlihat siapa saja yang datang.
Akhirnya kepala sekolah, ingin melihat data yang kami bawa
untuk divalidasi, kepala sekolah mengaku bahwa data yang kami bawa berbeda
dengan kelompok sebelumnya. Singkat cerita, mengapa bisa terjadi dua kelompok
datang untuk validasi data KJP dan 8355. Ternyata, SDN Cengkareng 11 dulu
terdiri dari dua sekolah yakni SDN Cengkareng 11 dan SDN Cengkareng 18, yang
sekarang sudah demerger menjadi satu sekolah yakni SDN Cengkareng 11 Pagi.
Kelompok pertama yang datang, mereka membawa data SDN
Cengkareng 18, dan sedangkan data yang kami bawa adalah data SDN Cengkareng 11.
Maka, dibantu oleh TU yakni Bapak Mutafir maka kami bersama-sama mencocokan
data KJP terlebih dahulu.
Setelah, mendapatkan data yang sesuai maka, kami meminta
bantuan TU untuk melakukan panggilan terhadap anak-anak yang bersangkutan untuk
kami lakukan wawancara.
Selama wawancara, tim mengalami pengalaman yang menarik,
karena ketika wawancara mereka tidak hanya didatangi satu orang anak, namun beberapa
banyak anak. Banyak diantara dari anak-anak sekolah dasar ingin mengetahui apa
yang kami lakukan, dan bahkan ada yang diminta ditanya dua kali. Atau bahkan
ingin dijadikan kandidat narasumber. Sehingga, beberapa dari tim merasa
kelawahan dan belum lagi harus menerima iseng-isengan anak sekolah dasar. Tim
mengaku ada beberapa anak yang benar-benar tidak mengetahui informasi yang
ditanyakan dalam angket, dan ada juga anak yang mengetahui semuanya.
Pengalaman di sekolah dasar sangat membuat tim merasa
mempunyai pengalaman yang tidak bernilai, karena anak sekolah dasar sangat suka
ketika tim berkunjung, dan mereka ingin mengetahui kami satu per satu.
Namun, Puji Syukur apapun rintangan yang dialami oleh
kelompok membuahkan hasil yang baik, yakni data KJP yang kami dapat sama dengan
data yang ada disekolah.
C. Metode
Yang dimaksud dengan wawancara menurut Nazir (1988) adalah
proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab
sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau
responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan
wawancara). Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan jalan tanya
jawab sepihak yang dilakukan secara sistematis dan berlandaskan kepada tujuan
penelitian (Lerbin,1992 dalam Hadi, 2007). Tanya jawab ‘sepihak’ berarti bahwa
pengumpul data yang aktif bertanya, sermentara pihak yang ditanya aktif
memberikan jawaban atau tanggapan. Dari definisi itu, kita juga dapat
mengetahuibahwa Tanya jawab dilakukan secara sistematis, telah terencana, dan
mengacu pada tujuan penelitian yang dilakukan. Charles Stewart dan W. B.
Cash mendefinisikannya sebagai “sebuah proses komunikasi berpasangan dengan
suatu tujuan yang serius dan telah ditetapkan sebelumnya yang dirancang untuk
bertukar perilaku dan melibatkan tanya jawab”
Robert Kahn dan Charles Channel mendefinisikan wawancara
sebagai “suatu pola yang dikhususkan dari interaksi verbal – diprakarsai untuk
suatu tujuan tertentu, dan difokuskan pada sejumlah bidang kandungan tertentu,
dengan proses eliminasi materi yang tak ada kaitannya secara berkelanjutan”.
Kami menerapkan sistem wawancara dalam mengumpulkan data
KJP di SD Negeri Cengkareng 11 Pagi. Metode wawancara yang kami terapkan adalah
metode wawancara dialog interaktif. Dalam wawancara kepada narasumber kami
yaitu para siswa dan siswi SD Negeri Cengkareng 11 Pagi, kami menanyakan
beberapa pertanyaan sesuai dengan pertanyaan yang telah disediakan oleh pihak
TFI. Tetapi, karena mereka masih kecil dan tidak terlalu paham bagaimana
sistematis KJP jadi kami tidak terlalu mendapatkan informasi yang detail karena
KJP mereka diurus oleh orangtua mereka.
Sesi Wawancara
Sesi Wawancara
Sesi Wawancara
D. Pengukuran Kinerja
1. Survey Internal : Pengukuran kinerja kami dinilai dari form
evaluasi yang kami berikan kepada pihak sekolah. dari hasil tersebut, kami
menarik hasil kesimpulan bahwa pihak sekolah menilai kami dengan positif. Hal
ini dapat terlihat dari kedatangan waktu kami yang mengenal disiplin waktu,
kami memakai atribut yang sesuai dengan apa yang disampaikan oleh pihak TFI
seperti almamater dan Flazzcard, kami juga memakai pakaian yang sopan, tidak
mengganggu proses belajar mengajar diseolah tersebut, dan kami juga menjalankan
seluruh kegiatan sesuai dengan prosedur yang ada.
2. Survey External : Awalnya ada kesalahpahaman
antara pihak sekolah dengan kelompok kami karena pihak sekolah mengatakan bahwa
ada kelompok mahasiswa binus juga yang sudah melakukan data validasi, tapi
kelompok mahasiswa binus tersebut memvalidasi data sekolah SD Negeri Cengkareng
18, sedangkan kami ingin memvalidasi sekolah SD Negeri Cengkareng 11 Pagi.
Ternyata, SD Negeri Cengkareng 18 dan SD Negeri 11 Pagi telah melakukan merger
sejak dulu. Dan akhirnya pihak sekolah tetap mengizinkan dan membantu kami
melakukan validasi data KJP dan data 8355 sekaligus mewawancarai para murid
yang menerima KJP satu per satu.
III. PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kami melakukan Validasi Data
KJP dan Data 8355 pada Senin, 26 Oktober 2015. Walaupun pada awalnya ada
kesalahpahaman antara pihak sekolah dengan kelompok kami karena persoalan
merger tapi untungnya pihak sekolah masih mengizinkan dan membantu kami
melakukan validasi data KJP dan data 8355 dan melakukan wawancara kepada
murid-murid yang menerima KJP. Penerima
KJP SD Negeri 11 Cengkareng = 100Anak (sebelum merger). Kami juga
melakukan validasi data 8355 dihari yang sama. Data
8355 yang kami terima = 98 orang (Sudah merger rata-rata kelas 1SD) dan Data
8355 yang ada disekolah namun tidak ada di pemprov = 7 orang
Akhirnya setelah melakukan
selesai validasi data, kami mengisi data 8355 bagi nama-nama anak yang tidak
ada di data pemprov lalu ditandatangani oleh Kepala Sekolah, kami juga
memberikan data sekolah kuisioner yang harus diisi oleh Tata Usaha, lalu kami
juga memberikan lembar evaluasi dan kami mengecek validasi pendidikan.
Berikut
adalah hasil pengecekan data 8355 (Data DinasPendidikan DKI vs Data Sekolah)
Sekolah
B. Next To Do
Seharusnya
ada update data sekolah-sekolah dijakarta agar tidak terjadi kesalahpahaman
seperti ini bagi pihak PEMPROV DKI JAKARTA dan pihak TFI
IV. DOKUMENTASI
Foto Bersama Kepala Sekolah
Form Evaluasi
Setelah selesai kegiatan, tentunya kami mengucapkan banyak terimakasih kepada;
- - Tuhan Yang Maha Esa
- - SDN Cengkareng 11 Pagi
- - Bapak Sain S,Pd selaku Kepala Sekolah
- - Bapak Mutafir selaku Tata Usaha
- - Staf SDN Cengkareng 11
- - Serta TIM yang bertugas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar